Sentra Industri Dibantu Raih Sertifikat ISO

JAKARTA, 26 Juni 08 : Kementerian Koperasi dan UKM memfasilitasi sumber daya manusia sentra-sentra industri untuk mendapat sertifikasi ISO 9001:2000 sebagai upaya meningkatkan sistem manajemen dan mutu.

Sosialisasi terhadap peningkatan mutu dan manajemen itu dimulai kemarin di Jakarta melalui pelatihan/pendampingan kepada 14 wakil sentra industri usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) dari Yogyakarta, Jawa Barat dan DKI Jaya.

"Ini merupakan langkah awal pemerintah untuk mengembangkan dan meningkatkan daya saing UMKM," ujar Deputi Bidang Pengembangan dan Restrukturisasi Usaha Kementerian Negara Koperasi dan UKM Choirul Djamhari kepada Bisnis, kemarin.

Melalui pelatihan yang selama enam bulan, setiap satu sentra diwajibkan mengirim satu SDM-nya untuk mengikuti pelatihan/pendampingan. Selanjutnya mereka bertugas mensosialisasikan ISO 9001:2000 di daerah masing-masing.

Go international

Menurut Choirul, pentingnya sertifikasi standar mutu manajemen tersebut, karena UMKM Indonesia kerap terbentur ketika hendak melakukan go international karena mutu produk tidak standar.

Beberapa UMKM yang sudah memiliki manajemen mutu standar internasional tersebut, pada awalnya memang mengalami kesulitan. Namun, ketika mereka hendak go international, prosesnya menjadi jauh lebih mudah.

Pendampingan atau pelatihan SDM UMKM dilakukan oleh perusahaan konsultan PT Forescitra Sejahtera (Focus QE). Pendampingan mulai dari program pelatihan, gap analysis, dan pengembangan sistem dokumentasi.
Kemudian ada bimbingan penerapan sistem manajemen mutu ISO 9001:2000, pelatihan internal audit, bimbingan internal audit hingga mempersiapkan sertifikasi.

"Selama enam bulan pendampingan terbagi dalam dua sesi. Sesi tiga bulan pertama adalah bimbingan. Sisanya tiga bulan terakhir adalah praktik lapangan," ujar Direktur Utama Focus QE Muhammad Noor Efansyah".
Menurut dia, program ISO 9001:2000 untuk UMKM di Indonesia memang kurang, karena yang sudah mendapat sertifikasi tersebut umumnya adalah usaha besar.

"Di China pemerintahnya bahkan memfasilitasi usaha mikro, kecil dan menengah hingga sebanyak 5.000 setiap tahun. Di Indonesia fasilitasi baru menyentuh usaha besar sebanyak 4.500 unit per tahun," papar Muhammad Noor.

Sebelumnya, Kabid Perdagangan Luar Negeri Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kalsel, Siti Djumiah mengatakan Pemerintah Belanda melalui Centre for The Promotion of Import From Developing Countries (CBI) siap membantu mencarikan terobosan baru agar produk usaha kecil menengah yang ada di Kalimantan Selatan untuk menembus pasar di Eropa.

CBI merupakan salah satu lembaga milik Belanda dan kini bekerja sama dengan Pusat Pelatihan Ekspor Indonesia (PPEI).

Oleh Mulia Ginting Munthe
Bisnis Indonesia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar